MAHASISWA KATANYA...
oleh
crocodilus porosus
sekarang menurut gua banyak banget yang
ngakunya mahasiswa,tapi emang mahasiswa sih.oke disini gua cuma mau ngebahas
perilaku penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan mahasiswa yan seharusnya
sebagai seorang mahasisswa yang KATANYA kaum intelek,agen perubahan(agen of
change),dan calon penerus atau calon pemimpin bangsa kita ini.tapi nyatanya msh
banyak banget mahasiswa yang hanya sekedar mahasiswa(mahasiswa KTM).
Mahasiswa yang seharusnya bisa menjadi
contoh bagi masyarakat tapi justru sebaliknya.Di
dalam universitas, seringkali bentrokan dan pertikaian sesama mahasiswa melebar
dan melibatkan mahasiswa lain. Pertikaian antara mahasiswa yang satu dengan
mahasiswa yang lain melibatkan mahasiswa lain yang merasa satu kelompok dengan
mahasisa yang satu, sehingga bentrokan itu melibatkan kelompok yang berbeda
paham, latar belakang. Bentrokan sesama mahasiswa berdampak negatif terhadap
proses belajar mengajar di lingkungan kampus. Bentrokan sesama mahasiswa
seringkali berjalan dengan adanya pengrusakan fasilitas yang ada di ligkungan
kampus. Jika hal ini terjadi, sarana dan prasarana yang berguna dalam proses
pendidikan dirusak, maka mahasiswa itu sendiri lah yang rugi.
Seringkali juga kita temukan di dalam
lingkungan universitas itu menjadi tempat dan basis peredaran narkoba. Hal ini
bertentangan dengan esensi dari pendidikan yang sesungguhnya. Mahasiswa menjadi
pengedar sekaligus menjadi pecandu narkoba yang bisa merusak tubuh dan masa
depan mahasiswa yang adalah sebagai calon penerus bangsa. Jika generasi muda
sudah rusak, bagaimanakah perjalanan bangsa kita ini selanjutnya?
Pengamalan Pancasila sebagai dasar
negara dan filsafat bangsa tampaknya sudah tidak dihiraukan lagi. Masyarakat
sudah terlalu jauh melangkah ke arah modernisasi sehingga melupakan nilai-nilai
moral. Tidak salah jika kini Pancasila hanya diucapkan dalam kata namun
dikhianati dalam perilaku.
Demonstrasi anarkis yang dilakukan
mahasiswa, menunjukkan bahwa kaum intelektual yang seharusnya memberikan
cerminan positif justru melakukan tindakan yang tidak mencerminkan
intelektualitasnya. Para pendemo merusak fasilitas umum yang dibangung oleh
uang rakyat dan harus dibangun kembali apabila terjadi carut marut, bukankah
sama saja dengan merusak keuangan negara yang belum stabil.
Demonstrasi memang perlu dilakukan
untuk menyambungkan aspirasi rakyat yang tidak didengar oleh pemangku trias
politika negeri ini. Alangkah eloknya apabila demonstrasi yang dilakukan adalah
demonstrasi yang aman, damai, dan tanpa dibumbui unsur anarkisme.
Solusi yang ditawarkan memang beragam. Kemerosotan nilai-nilai
moral bisa diselesaikan dengan cepat dan efektif. Diantaranya dengan mengganti mind
set bahwa pendidikan bukan hanya untuk mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi
juga mentransfer nilai-nilai, dengan adanya transfer nilai ini diharapkan
nilai-nilai yang mulai dilupakan akan dapat digali, ditemukan, dan diamalkan
kembali oleh generasi muda yang ada.
Upaya
lain adalah dengan memberikan teladan bagi generasi masa kini. Karena apa?
Generasi kita sekarang ini memiliki krisis untuk memilih siapa yang akan mereka
contoh atau siapa yang akan memberikan tuntutan keteladanan, yang pada akhirnya
mereka salah meniru. Mereka mengimitasi bahkan hingga mengidentifikasi
artis-artis baik dalam maupun luar negeri yang keteladannya patut
dipertanyakan. Hilangnya panutan jelas berpengaruh besar yang dapat kita
rasakan kini.
Pendidikan
karakter juga jelas dapat dijadikan alternatif solusi namun penerjemahan dalam
tindakan nyata kurang dapat terealisasi. Efektifitas pendidikan karakter di
Perguruan Tinggi yang seolah-olah “memaksa” hanya akan sia-sia. Saat karakter
mahasiswa saat usia mahasiswa.
Jangan
sampai pendidikan karakter yang dielu-elukan oleh berbagai universitas ini
hanyalah dijadikan salah satu mata kuliah syarat kelulusan saja, tetapi juga
benar-benar bisa menjadi usaha pemecahan masalah kemerosotan moral di kalangan
mahasiswa pada khususnya dan semua generasi muda pada umumnya. Karena dengan
mengubah pemuda kita dapat menggebrak dunia.